Pada tanggal 1
mei lalu adalah tepat 18 tahun meninggalnya legenda Formula 1, Ayrton Senna da
Silva atau yang lebih dikenal dengan nama Ayrton senna. Ayrton Senna adalah
pebalap F1 berkebangsaan Brazil
yang lahir pada tanggal 21 maret 1960. Senna memulai karir balap profesionalnya
pada usia 13 tahun melalui balap karting
di negaranya. Setelah beberapa tahun berikutnya sukses dalam kejuaraan formula
di inggris, Senna mendapat kesempatan untuk bergabung dengan tim Formula 1.
Tahun 1984 dia mendapat test di tim Toleman Hart dan berhasil menjadi
pembalap tim tersebut.
Debutnya pada
musim balap F1 1984 cukup bersinar terutama pada Grand Prix Monaco dimana dia
berhasil menjadi runner up. Posisi
kedua di GP Monaco tersebut cukup istimewa karena Senna start dari posisi ke 13
dan berhasil melewati pebalap-pebalap lainnya dengan mobil yang kurang
kompetitif dalam kondisi hujan pada sirkuit yang dikenal sulit untuk melakukan overtaking. Pada debutnya di Formula 1,
Senna menempati posisi ke sembilan klasmen akhir pembalap.
Pada musim
berikutnya, Senna bergabung dengan tim Lotus
Renault. Karirnya bersama Lotus
Renault cukup baik. Pada musim balap tersebut, Senna berada di posisi ke
empat klasmen akhir. Pada musim balap 1987, Senna naik ke posisi tiga klasmen
akhir bersama tim Lotus Honda.
Tahun 1988,
Senna bergabung dengan tim McLaren.
Di McLaren, Senna menjadi teammate Alain Prost sebagai pebalap ke
dua. Di tim inilah terjadi kompetisi sengit antara keduanya untuk menjadi juara
dunia, bahkan tidak jarang berakhir dengan kontroversi. Pada musim balap 1988
sampai 1993 Prost dan Senna bergantian mendominasi arena F1.
Pada tahun
1994, Senna akhirnya hengkang ke tim Williams
Renault. Di dua seri awal kejuaraan, Senna gagal finish kendati memulai
balapan dari pole position. Pada 1
Mei 1994, ia ambil bagian pada seri balapnya yang ketiga yaitu GP San Marino.
Di seri ketiga itu, Senna merasa kesal dengan dua kejadian yaitu pada sesi
latihan hari jumat dimana seorang pebalap pendatang baru Rubens Barrichello
terlibat kecelakaan serius dan pada hari sabtu seorang pebalap Austria
yang bernama Roland Ratzenberger tewas pada lintasan tersebut. Kejadian
tersebut membuat Senna jengkel dan mempertanyakan standar keamanan sirkuit.
Akibat kecelakaan yang menimpa Ratzenberger, Senna mengambil tanggung jawab
membentuk kelompok keselamatan pembalap Formula 1. Pada babak kualifikasi,
Senna berhasil menjadi yang tercepat dan akan memulai balapan dari pole position.
Sebuah
kecelakaan pada saat start balapan yang melibatkan dua pebalap menyebabkan
bendera keluarnya safety car dikibarkan. Setelah balapan diulang kembali,
kendaraan Senna memimpin meninggalkan lintasan. Namun, saat di tikungan
Tamburello Senna tiba-tiba keluar lintasan dan menghantam sisi dinding beton.
Telemetry mencatat Senna melaju pada kecepatan 193 mil per jam dan memperlambat
lajunya menjadi 135 mil per jam saat menghantam dinding beton.
Setelah mobil
Senna berhenti, petugas medis bergegas menghampirinya. Professor Sidney
Watkins, anggota delegasi keselamatan dan medis untuk F1 melaporkan kondisi
Senna pada saat di TKP:
“Ia
terlihat damai. Saya membuka kelopak matanya dan terlihat jelas dari pupilnya
ia mengalami cedera otak yang hebat. Kami mengangkatnya dari kokpit dan
membaringkannya di tanah. Seperti yang kami lakukan, ia menghela nafas. Saya
merasakan jiwanya terangkat saat itu.”
Informasi yang
kurang mengenai penyebab kematiannya membawa kepada sebuah spekulasi. Fakta
bahwa ban depan kanan dengan bagian suspensi yang mengaitnya kurang kencang
saat terjadi benturan, membentur kepala Senna dan melubangi pelindung mata pada
helm-nya, mengakibatkan trauma yang fatal. Gambar-gambar helm Senna yang hancur
mengindikasikan terdapat semacam lubang diatas pelindung kaca helm-nya, sedikit
di atas mata kanannya. Hal ini mengarahkan teori yang paling diterima saat ini
yaitu salah satu batang suspensi kendaraannya terlepas dan membentur kepala
Senna.
Otopsi
memperlihatkan fakta bahwa kecelakaan tersebut mengakibatkan banyak fraktur
pada tengkoraknya, menghancurkan dahinya dan terputusnya pembuluh darah arteri
pada tengkoraknya dengan haemorrhage
pada saluran pernafasannya.
Mungkin
dualitas unik karakternya tergambar sangat nyata pada momen kematiannya. Saat
para official lintasan memeriksa
mobil balapnya yang hancur, mereka menemukan bendera Austria yang tergulung bersimbah
darah. Bendera kemenangan yang hendak ia kibarkan sebagai penghormatan untuk
Roland Ratzenberger, seorang pebalap Austria yang tewas di track yang sama sehari sebelumnya.
Semenjak
kematian Ayrton Senna, FIA (federasi balap mobil internasional) bersikap lebih
concern terhadap para pembalap F1. Terbukti, kematian Ayrton Senna adalah pebalap
F1 terakhir yang tewas di lintasan F1,
setidaknya sampai 4 seri awal musim
balap 2012. Balapan Formula 1 adalah ajang balap mobil paling elit di muka bumi
ini. Penggunaam teknologi termutakhir, sumber daya manusia terbaik dan
pendanaan yang tidak sedikit adalah sedikit contoh gambaran akan persaingan
dalam balapan mobil super yang prestisius ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar